No matter how I look like from the outside, actually I am a person with timid and coward personality. Saya menakutkan banyak hal dan banyak keadaan, dan saya sering merasa tidak pantas berada di satu tempat. Dan dalam hal mencintai diri sendiri pun, saya merasa begitu--kenyataannya memang begitu.
Secara fisik, apa yang bisa dicintai dari saya? Gendut, hitam, pendek, berkacamata, dan berhidung bulat. Saya tidak bilang saya jelek, tapi buat saya, saya juga jauh dari kata cantik (secara fisik).
Dalam hal akhlak, apa yang bisa dicintai dari saya? Tak perlulah kita bicarakan agama, moral sosial yang saya miliki biasa saja. Saya berbohong, saya berprasangka, saya mengeluh.
Secara intelektual, apa yang bisa dicintai dari saya? Hampir tidak ada.
Bagaimana saya mencintai diri saya? Tapi sebelum itu, apakah saya mencintai diri saya?
Dengan segala kualifikasi diri yang biasa saja, ternyata, sama seperti semua orang, saya masih mencintai diri saya. Kenapa dan bagaimana? Mungkin, karena saya memeluk diri saya seutuhnya, apa adanya, tanpa mengingkari suatu apapun. Saya menerima diri saya yang gendut, hitam, pendek, tukang bohong, dan tukang mengeluh seutuhnya. Saya menerima keputusan-keputusan yang saya buat dan menjalaninya tanpa penyesalan. Saya memeluk semua segi diri saya dan bangga karenanya, hidup tanpa meninggalkan penyesalan.
Mungkin itulah cara saya mencintai diri sendiri. Dengan memeluk dan mengakui diri sendiri, menerima segala kekurangannya dan segala keputusannya. Karena kalau kita tidak menerima diri kita seutuhnya, kalau kita tidak mencintai diri kita sebisanya, siapa yang mau mencintai kita?
Showing posts with label 21 weeks writing challenge. Show all posts
Showing posts with label 21 weeks writing challenge. Show all posts
Monday, 25 April 2016
Sunday, 10 January 2016
Week 13: Nostalgic
Keluarga kami tidak kaya. Gang tmpat kami tinggal juga tidak
berisi orang-orang kaya. Tapi aku tumbuh besar disana. Bersama anak-anak
seumuran kakakku dan aku, kami bermain dengan segala macam alat sderhana yang
bisa kami dapat. Petak umpet, lempar sandal, kejar-kejaran, benteng-bentengan..
Kami berangkat shalat maghrib bersama. Kami balapan mandi. Keluar main setiap
malam minggu. Berkumpul bersama setiap kali orang tua kami juga berkumpul.
Keluarga kami tidak kaya. Kami baru bisa membeli mesin cuci
dan lemari es sewaktu aku SD kelas empat atau lima. Dan itu pun, kami tergolong
yang pertama memiliki keduanya di gang kami. Aku ingat setiap bulan puasa
menjelang, setiap habis sahur ibuku akan membungkus air dalam plastic-plastik
dan dimasukkannya dalam lemari es baru kami sementara aku dan teman-teman
sebayaku akan bermain menghabiskan tenaga. Pernah satu hari kami nekat mencuri
manga muda dari satu lapangan entah milik siapa, di bulan puasa. Siangnya kami akan mengejek siapapun yang berbuka
lebih dulu saat waktu dzuhur. Selepas ashar, kami akan balapan mandi. Tak ada
hadiah tentu saja, hanya kesenangan dan kenangan. Menjelang maghrib, aku akan
mengantar es batu yang telah dibuat ibuku selepas sahur. Ku antar kemana? Ke
setiap rumah di gang kami. Satu rumah aku bei satu atau dua es batu. Untuk
dibuat es kata ibu, tidak enak buka puasa tidak pakai es. Biasanya sambil
menunggu adzan, ayahku akan menyalakan motornya dan mengajak salah satu dari
kami berkendara bersamanya. Entah kemana saja, yang penting jalan-jalan.
Selepas buka puasa, akupun akan berlari-lari menuju mushalla untuk bersiap
shalat tarawih. Saling mengisengi teman satu sama lain, brebut tanda tangan
imam, mngantri untuk tadarus, dan membeli banyak jajanan beminyak.
Keluarga kami tidak kaya. Gang tempat kami tinggal juga
tidak berisi orang-orang kaya. Tapi aku bahagia tumbuh disana.
Thursday, 10 December 2015
Week 12: How is The Feeling?
Hmmm.. Rasanya? Kayak inget balik ke awal tahun dan kita sama-sama janji bakal ngebikin tahun ini tahun yang bakal dikenang semua orang karena prestasinya.
Selamat untuk treble-nya
Saturday, 5 December 2015
Tuesday, 3 November 2015
Sunday, 25 October 2015
Week 9: My Favorite Subject
You Should know beforehand, karena aku anak sombong yang kompetitif, maka mata kuliah favoritku biasanya adalah mata kuliah yang aku ahli, atau yang memberiku nilai bagus. Tapi setelah melalui proses peenungan yang cukup menyenangkan, semua mata kuliah itu aku kerucutkan menjadi tiga,
1. Teori Komunikasi (Semester 3, nilai akhir A)
Mata kuliah ini menyenangkan sekali. Selama kurang lebih empat belas pertemuan, kami belajar tentang teori-teori komunikasi secara bertigkat. Mulai dari komunikasi antar pribadi (Sejenis Coordinated Management Meaning) hingga teori mengenai media dan budaya (Hal-hal semacam Spiral of Silence dan Cultivation Theory). Entah kenapa mata kuliah ini membuatku memahami dengan baik bagaimana manusia berpikir dan merasa, dan bagaimana manusia memanipulasi orang lain untuk akhirnya menjalin hubungan-hubungan yang rumit. Mata kuliah ini adalah satu diantara sedikit yang aku memiliki bukunya, hardcopy! Dan aku bekerja sangat keras untuk memahami mata kuliah ini. Karena aku suka.
2. Metode Analisis Teks (Semester 6, nilai akhir A)
Mungkin memang aku yang menyukai hal-hal berbau teori dan metode-metode. Penelitian terbagi menjadi dua, kuantitatif dan kualitatif. Sementara penelitian kualitatif terbagi menjadi dua lagi, penelitian lapangan dan analisis teks. Aku suka kuliah ini karena kita mempelajari sebelas metode analisis teks yang umum digunakan (setidaknya di Jerman). Dan yang paling menyenangkan adalah, aku langsung mempraktikkannya. Kami diminta membuat sebuah analisis teks, sendirian. Aku suka.
3. Kemahiran Bahasa Isyarat (Semester 7, nilai akhir belum keluar)
aku sadar betul bahwa bahasa ini tidak akan aku pakai setiap hari dan akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Tapi tetap saja, mempelajai bahasa baru selalu menjadi hal yang menyenangkan. Bagaimana melihat bahwa sebuah bahasa dan simbol dapat membuat kita mengerti satu sama lain. Mengetahui hal-hal yang pada umumnya orang tidak mau ambil pusing untuk tahu. Suka.
1. Teori Komunikasi (Semester 3, nilai akhir A)
Mata kuliah ini menyenangkan sekali. Selama kurang lebih empat belas pertemuan, kami belajar tentang teori-teori komunikasi secara bertigkat. Mulai dari komunikasi antar pribadi (Sejenis Coordinated Management Meaning) hingga teori mengenai media dan budaya (Hal-hal semacam Spiral of Silence dan Cultivation Theory). Entah kenapa mata kuliah ini membuatku memahami dengan baik bagaimana manusia berpikir dan merasa, dan bagaimana manusia memanipulasi orang lain untuk akhirnya menjalin hubungan-hubungan yang rumit. Mata kuliah ini adalah satu diantara sedikit yang aku memiliki bukunya, hardcopy! Dan aku bekerja sangat keras untuk memahami mata kuliah ini. Karena aku suka.
2. Metode Analisis Teks (Semester 6, nilai akhir A)
Mungkin memang aku yang menyukai hal-hal berbau teori dan metode-metode. Penelitian terbagi menjadi dua, kuantitatif dan kualitatif. Sementara penelitian kualitatif terbagi menjadi dua lagi, penelitian lapangan dan analisis teks. Aku suka kuliah ini karena kita mempelajari sebelas metode analisis teks yang umum digunakan (setidaknya di Jerman). Dan yang paling menyenangkan adalah, aku langsung mempraktikkannya. Kami diminta membuat sebuah analisis teks, sendirian. Aku suka.
3. Kemahiran Bahasa Isyarat (Semester 7, nilai akhir belum keluar)
aku sadar betul bahwa bahasa ini tidak akan aku pakai setiap hari dan akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Tapi tetap saja, mempelajai bahasa baru selalu menjadi hal yang menyenangkan. Bagaimana melihat bahwa sebuah bahasa dan simbol dapat membuat kita mengerti satu sama lain. Mengetahui hal-hal yang pada umumnya orang tidak mau ambil pusing untuk tahu. Suka.
Monday, 12 October 2015
Week 8: Principles in my life
1. Sigma aksi sama dengan sigma reaksi
Aku percaya apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan kembali pada kita. Apapun. Segala macam keburukan dan kebaikan. Merasa sudah banyak berbuat buruk tapi belum ada keburukan datang pada kita? Belum, keburukannya belum tiba. Atau, merasa sudah banyak berbuat baik tapi belum pernah ada balasannya? Balasan akan kebaikan kita selalu datang dengan bentuk yang berbeda. Datang dalam jumlah yang tidak langsung besar, atau mungkin sedang diakumulasikan menunggu saat yag tepat untuk dicurahkan. Apapun itu, aku percaya bahwa apapun yang kita berikan pada orang lain akan kembali pada kita. Segala kelelahan yang kita rasakan, akan menghasikan jerih yang sama besarnya. Segala cinta yang kita berikan, akan kembali sama besarnya, meski dalam bentuk yang berbeda. Atau dari orang yang berbeda.
2. Ketulusan itu pasti akan selalu menyentuh orang lain
Tulus itu memang seharusnya kita tulis di atas pasir. Agar angin keikhlasan dapat menerbangkannya jauh dari ingatan. Dan ketika ketulusannya telah terbang menjauh, siapa yang akan mengingatnya? Kita sendiri yang akan mengingat segalanya sendiri. Tidak pernah ada bukti bahwa ketulusan dapat dirasakan orang. Tapi aku percaya itu. Dan ketika hal-hal seperti ini tidak aku percayai, apa yang bisa aku percaya untuk tulus kepada orang lain?
3. Cinta adalah energi positif
Ini adalah rumusan yang luar biasa bagiku. Bagiku, cinta adalah energi positif. Segala hal yang kita lakukan degan positif, pasti ada cinta di dalamnya. Maka ketika ada kerusakan-kerusakan yang timbul atas nama cinta, itu tak lebih adalah dusta. Maka ketika seorang menjadi memburuk karena ia sedang jatuh cinta, bukan cinta itu namanya, hanya balutannya saja yang menyalahkan cita. Maka ketika seorang ibu membunuh anaknya karena cinta, bohong itu namanya. Bagiku cinta adalah energi positif. Dan jika kamu mencinta tapi tak membaik, tinggalkan. Mungkin itu bukan cintamu.
Aku percaya apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan kembali pada kita. Apapun. Segala macam keburukan dan kebaikan. Merasa sudah banyak berbuat buruk tapi belum ada keburukan datang pada kita? Belum, keburukannya belum tiba. Atau, merasa sudah banyak berbuat baik tapi belum pernah ada balasannya? Balasan akan kebaikan kita selalu datang dengan bentuk yang berbeda. Datang dalam jumlah yang tidak langsung besar, atau mungkin sedang diakumulasikan menunggu saat yag tepat untuk dicurahkan. Apapun itu, aku percaya bahwa apapun yang kita berikan pada orang lain akan kembali pada kita. Segala kelelahan yang kita rasakan, akan menghasikan jerih yang sama besarnya. Segala cinta yang kita berikan, akan kembali sama besarnya, meski dalam bentuk yang berbeda. Atau dari orang yang berbeda.
2. Ketulusan itu pasti akan selalu menyentuh orang lain
Tulus itu memang seharusnya kita tulis di atas pasir. Agar angin keikhlasan dapat menerbangkannya jauh dari ingatan. Dan ketika ketulusannya telah terbang menjauh, siapa yang akan mengingatnya? Kita sendiri yang akan mengingat segalanya sendiri. Tidak pernah ada bukti bahwa ketulusan dapat dirasakan orang. Tapi aku percaya itu. Dan ketika hal-hal seperti ini tidak aku percayai, apa yang bisa aku percaya untuk tulus kepada orang lain?
3. Cinta adalah energi positif
Ini adalah rumusan yang luar biasa bagiku. Bagiku, cinta adalah energi positif. Segala hal yang kita lakukan degan positif, pasti ada cinta di dalamnya. Maka ketika ada kerusakan-kerusakan yang timbul atas nama cinta, itu tak lebih adalah dusta. Maka ketika seorang menjadi memburuk karena ia sedang jatuh cinta, bukan cinta itu namanya, hanya balutannya saja yang menyalahkan cita. Maka ketika seorang ibu membunuh anaknya karena cinta, bohong itu namanya. Bagiku cinta adalah energi positif. Dan jika kamu mencinta tapi tak membaik, tinggalkan. Mungkin itu bukan cintamu.
Wednesday, 26 August 2015
Week 7: Masakan Favorit
Bukan masakan favorit sih ya. Ini cuma karena baru-baru ini habis bikin aja dan dibilang enak sama beberapa orang. nama masakannya? Apa ya? Bentuk dan rasanya paling mirip sama pepes tahu sih. Tapi bahan dan cara buatnya nggak seribet itu. Mmmm, mungkin bakal aku sebut tahu-telor kukus. Hahahaha. Seperti namanya, bahannya cuma tahu dan telor, yang dikukus. Hahaha.
Bahan:
1 buah tahu (apapun, yang putih yang kuning ataupun yang hitam)
1 butir telur ayam
1 batang daun bawang
1 batang seledri
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Gula
Merica bubuk
Cara buat
1. Haluskan bawang merah dan bawang putih sesuai selera. (Bisa haluuuuus banget, atau kasar-kasar aja)
2. Hancurkan tahu dengan garpu
3. Masukkan telur dan bumbu halus bawang, aduk dengan rata
4. Tambahkan garam gula dan merica
5. Tambahkan irisan daun bawang dan irisan seledri, aduk rata
6. Bungkus dengan daun pisang (bisa diganti dengan olastik)
7. Kukus
Jadi deh. Mudah murah sehat. Takarannya? Dikira-kira sendiri aja ya. Hahahaha.
Bahan:
1 buah tahu (apapun, yang putih yang kuning ataupun yang hitam)
1 butir telur ayam
1 batang daun bawang
1 batang seledri
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Gula
Merica bubuk
Cara buat
1. Haluskan bawang merah dan bawang putih sesuai selera. (Bisa haluuuuus banget, atau kasar-kasar aja)
2. Hancurkan tahu dengan garpu
3. Masukkan telur dan bumbu halus bawang, aduk dengan rata
4. Tambahkan garam gula dan merica
5. Tambahkan irisan daun bawang dan irisan seledri, aduk rata
6. Bungkus dengan daun pisang (bisa diganti dengan olastik)
7. Kukus
Jadi deh. Mudah murah sehat. Takarannya? Dikira-kira sendiri aja ya. Hahahaha.
Sunday, 16 August 2015
Week 6: Lagi Sibuk Apa sih Kamu?
Ah, aku tahu. Pertanyaan ini cuma kedok sebenarnya kan? So we could catch up to each other lives. Kesibukanku sama saja seperti kesibukan mahasiswa lainnya. Sedikit sama mungkin dengan gadis-gadis berusia dua puluhan lainnya. Dan sama saja seperti anak rantau lainnya.
Aku sedang sibuk menyelamatkan kuliahku. Menyelamatkan lulus empat tahunku dan skripsiku. Semoga semua yang tengah kesulitan dengan tugas akhirnya selalu dimudahkan, amin. Aku juga sedang sibuk menjadi tante untuk keponakan lucuku yang baru lahir 15 Agustus lalu (yay). Di sela-sela kesibukan itu, aku juga sedang sibuk menambal-nambal kesempatan untuk menjadi anak yang berbakti untuk kedua orang tuaku (hal ini termasuk mencoba memberi kabar dan menghindari meminta uang, juga mendoakan mereka ketika ingat, dan memikirkan apa yang harusnya dilakukan untuk masa pensiun mereka ketika sempat). Dan tentunya aku juga sedang sibuk menjadi hamba yang diciptakan utuk beribadah kepada Tuhannya.
Aku cukup sibuk kan?
Kalau ingin membicarakan kesibukan yang lain, aku sedang sibuk menyelamatkan minat membaca dan menulisku. Tapi hasilnya, aku hanya tetap membaca komik dan novel fantasi yang sebenarnya sudah kubaca beberapa kali (oke, kuakui, mungkin beberapa belas kali. Kamu pasti tahu novel apa yang kumaksud). Dan menulis pun hanya kulakukan melalui blog picisan ini haha. Tapi aku juga sedang menulis hal-hal lain kok. Aku sedang sibuk mengumpulkan segala jenis tulisan, esai, dan tugas kuliahku yang bagus-bagus untuk ku upload di suatu tempat entah dimana. Aku juga sedang sibuk menulis kembali puisi dan cerpen yang dulu sangat kugandrungi. Oh ya, dan jangan lupa, aku juga sedang sibuk menonton banyak drama dan film dan menulis reviewnya. Aku juga sibuk melakukan segala aktivitas terpuji sebagai seorang netizen.
Sangat sibuk kan?
Oh oh oh oh ya, aku juga sedang sibuk menikmati setiap embusan nafas yang bisa kurasakan. Merasakan aliran udara masuk ke tenggorokanku dan keluar lagi. Merasakan setiap denyut nadi yang menderu dari banyak titik di tubuhku. Merasakannya berdebam ketika suatu hal terjadi, atau seseorang lewat. Merasakannya tenang dan hampir tak terasa ketika tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku juga sedang sibuk berkedip hampir setiap detik. Dan itu semua aku lakukan sekaligus.
Yah. jadi itulah kesibukanku sekarang.
Oh ya, di tengah segala macam kesibukan itu, aku sedang membantu menjalankan rumah tangga bem fisip ui, dan membantu meringankan beban administrasi orang-orang pusat kajian komunikasi.
Aku sedang sibuk menyelamatkan kuliahku. Menyelamatkan lulus empat tahunku dan skripsiku. Semoga semua yang tengah kesulitan dengan tugas akhirnya selalu dimudahkan, amin. Aku juga sedang sibuk menjadi tante untuk keponakan lucuku yang baru lahir 15 Agustus lalu (yay). Di sela-sela kesibukan itu, aku juga sedang sibuk menambal-nambal kesempatan untuk menjadi anak yang berbakti untuk kedua orang tuaku (hal ini termasuk mencoba memberi kabar dan menghindari meminta uang, juga mendoakan mereka ketika ingat, dan memikirkan apa yang harusnya dilakukan untuk masa pensiun mereka ketika sempat). Dan tentunya aku juga sedang sibuk menjadi hamba yang diciptakan utuk beribadah kepada Tuhannya.
Aku cukup sibuk kan?
Kalau ingin membicarakan kesibukan yang lain, aku sedang sibuk menyelamatkan minat membaca dan menulisku. Tapi hasilnya, aku hanya tetap membaca komik dan novel fantasi yang sebenarnya sudah kubaca beberapa kali (oke, kuakui, mungkin beberapa belas kali. Kamu pasti tahu novel apa yang kumaksud). Dan menulis pun hanya kulakukan melalui blog picisan ini haha. Tapi aku juga sedang menulis hal-hal lain kok. Aku sedang sibuk mengumpulkan segala jenis tulisan, esai, dan tugas kuliahku yang bagus-bagus untuk ku upload di suatu tempat entah dimana. Aku juga sedang sibuk menulis kembali puisi dan cerpen yang dulu sangat kugandrungi. Oh ya, dan jangan lupa, aku juga sedang sibuk menonton banyak drama dan film dan menulis reviewnya. Aku juga sibuk melakukan segala aktivitas terpuji sebagai seorang netizen.
Sangat sibuk kan?
Oh oh oh oh ya, aku juga sedang sibuk menikmati setiap embusan nafas yang bisa kurasakan. Merasakan aliran udara masuk ke tenggorokanku dan keluar lagi. Merasakan setiap denyut nadi yang menderu dari banyak titik di tubuhku. Merasakannya berdebam ketika suatu hal terjadi, atau seseorang lewat. Merasakannya tenang dan hampir tak terasa ketika tak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku juga sedang sibuk berkedip hampir setiap detik. Dan itu semua aku lakukan sekaligus.
Yah. jadi itulah kesibukanku sekarang.
Oh ya, di tengah segala macam kesibukan itu, aku sedang membantu menjalankan rumah tangga bem fisip ui, dan membantu meringankan beban administrasi orang-orang pusat kajian komunikasi.
Monday, 10 August 2015
Week 5: 5 Weirdest Thing I've Ever Done
Berat rasanya mau nulis tema ini. Satu tema ini bisa menghancurkan seluruh citra yang sudah aku bangun :"
Jadi, mari kita terjemahkan dulu apa itu weirdest thing. Aku mengartikannya sebagai hal-hal yang aku lakukan yang sangat jarang dipikirkan oleh orang lain. Aku yakin, kamu pasti pernah melakukan ha-hal aneh ini juga. Dan aku percaya pada dasarnya manusia memang makhluk aneh yang punya sisi uniknya masing-masing. So, don't judge me wrong after you read these.
1. Solving Math Problems
Sebagai latar belakang, aku punya Ibu seorang guru matematika. Kakakku, selalu lulu Ujian Nasional (SD hingga SMA) dengan nilai matematika sempurna. Dan adikku juga begitu. Tapi, aku pernah mendapatkan nilai matematika 3 untuk ujianku. Dan bahkan nilai 6 untuk raportku. Matematika adalah titik pembeda aku dan keluargaku.
Di usiaku yang hampir 21 tahun ini, sebagai mahasiswa ilmu sosial yang bebas, aku merasa kemampuan berpikir logis dan memikirkan probabilita penyelesaian masalah semakin lemah. Jadi kamu bisa tebak apa yang aku lakukan? Aku menyelesaikan soal-soal matematika untuk persiapan ujian kelulusan SMP. Benar-benar dikerjakan dan dinilai. Hahaha, aku senang.
2. Making a short list over a drama review
Aku suka sekali nonton drama korea. Dan aku sudah menontonnya dari lamaaaa sekali. Tapi aku sama sekali bukan golongan orang yang suka ber-kya-kya melihat oppa-oppa tampan atau menangis sendu karena plot mengharukan. Aku suka menganalisisnya. Membandingkan kemampuan aktornya, juga penulis naskahnya. Karena itu, aku membuat daftar drama yang pernah ku tonton dan aku mereviewnya. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk berbahagia saja ^^
3. Disorakin anak kecil
Aku pernah beli boneka anak ayam yang lucu sekali. Namanya Pyo. Setelah aku beli boneka itu, aku beli susu indomilk yang ada di botol kecil lucu. Aku bawa boneka Pyo ku dan minum susu itu sambil berjalan pulang ke kosan. Mari kita bayangkan sejenak, seorang remaja gendut pake jilbab bawa ransel mengayun-ayun boneka sambil minum susu dalam botol berjalan dengan rona muka bahagia. Hasilnya? AKu disorakin oleh anak-anak kecil yang sedang main-main di sore hari. "Kakaknya minum susu!" "Ih bawa boneka!" "Bonekanya lucu!"
4. Boneka dari siapa?
Ini masih tentang Pyo, boneka anak ayam yang culun itu. Aku suka iseng bertanya pada orang-orang, "Coba tanya dong tanya, ini boneka dikasih siapa?" "Dikasih siapa Bes?" "BELI SENDIRI"
5. Dancing in the ATM booth
Di kampusku, ada booth ATM BNI. Di dalam booth itu, ada dua mesin ATM. Pernah suatu sore, aku mau menarik uang dari tabunganku. Sore itu, kampus sedang sangaaaat sepi. Aku masuk ke booth, and I don't know why I just have this urge to dance along. So I just dance. And you know what? There is this person enter the booth and looking and me with disgust in his face. I paused my dance momentarily, then just flew away and never look back. Sorry mister~
Jadi, mari kita terjemahkan dulu apa itu weirdest thing. Aku mengartikannya sebagai hal-hal yang aku lakukan yang sangat jarang dipikirkan oleh orang lain. Aku yakin, kamu pasti pernah melakukan ha-hal aneh ini juga. Dan aku percaya pada dasarnya manusia memang makhluk aneh yang punya sisi uniknya masing-masing. So, don't judge me wrong after you read these.
1. Solving Math Problems
Sebagai latar belakang, aku punya Ibu seorang guru matematika. Kakakku, selalu lulu Ujian Nasional (SD hingga SMA) dengan nilai matematika sempurna. Dan adikku juga begitu. Tapi, aku pernah mendapatkan nilai matematika 3 untuk ujianku. Dan bahkan nilai 6 untuk raportku. Matematika adalah titik pembeda aku dan keluargaku.
Di usiaku yang hampir 21 tahun ini, sebagai mahasiswa ilmu sosial yang bebas, aku merasa kemampuan berpikir logis dan memikirkan probabilita penyelesaian masalah semakin lemah. Jadi kamu bisa tebak apa yang aku lakukan? Aku menyelesaikan soal-soal matematika untuk persiapan ujian kelulusan SMP. Benar-benar dikerjakan dan dinilai. Hahaha, aku senang.
2. Making a short list over a drama review
Aku suka sekali nonton drama korea. Dan aku sudah menontonnya dari lamaaaa sekali. Tapi aku sama sekali bukan golongan orang yang suka ber-kya-kya melihat oppa-oppa tampan atau menangis sendu karena plot mengharukan. Aku suka menganalisisnya. Membandingkan kemampuan aktornya, juga penulis naskahnya. Karena itu, aku membuat daftar drama yang pernah ku tonton dan aku mereviewnya. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk berbahagia saja ^^
![]() |
Review yang kubuat |
3. Disorakin anak kecil
Aku pernah beli boneka anak ayam yang lucu sekali. Namanya Pyo. Setelah aku beli boneka itu, aku beli susu indomilk yang ada di botol kecil lucu. Aku bawa boneka Pyo ku dan minum susu itu sambil berjalan pulang ke kosan. Mari kita bayangkan sejenak, seorang remaja gendut pake jilbab bawa ransel mengayun-ayun boneka sambil minum susu dalam botol berjalan dengan rona muka bahagia. Hasilnya? AKu disorakin oleh anak-anak kecil yang sedang main-main di sore hari. "Kakaknya minum susu!" "Ih bawa boneka!" "Bonekanya lucu!"
4. Boneka dari siapa?
Ini masih tentang Pyo, boneka anak ayam yang culun itu. Aku suka iseng bertanya pada orang-orang, "Coba tanya dong tanya, ini boneka dikasih siapa?" "Dikasih siapa Bes?" "BELI SENDIRI"
5. Dancing in the ATM booth
Di kampusku, ada booth ATM BNI. Di dalam booth itu, ada dua mesin ATM. Pernah suatu sore, aku mau menarik uang dari tabunganku. Sore itu, kampus sedang sangaaaat sepi. Aku masuk ke booth, and I don't know why I just have this urge to dance along. So I just dance. And you know what? There is this person enter the booth and looking and me with disgust in his face. I paused my dance momentarily, then just flew away and never look back. Sorry mister~
Sunday, 9 August 2015
Week 4: Lima Belas Orang yang Berpengaruh dalam Hidup
Sulit kalau aku diutus memilih lima belas orang saja dalam hidupku. Karena ada banyak sekali orang-orang yang namanya ingin kumasukkan karena aku terlampau sayang pada mereka. Atau terlalu merasa bersalah pada mereka. Tapi kita buat mudah saja untuk pekan ini, yang akan aku tulis adalah orang-orang yang perkataannya memengaruhiku mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidupku. Dan siapa saja mereka?
1. Mama
From head to toe, she is just a reason what make me I am today. Tanpa mencoba normatif,sejauh aku mengingat, semua keputusan yang aku buat hingga hari ini selalu dipengaruhi oleh keputusan ibuku. Mulai dari pilihan sekolah menengah, hingga preferensi pasangan hidup. Aku akan highlight yang satu ini. Dulu sekali, aku lupa kapan, Ibuku pernah bilang, "Tar, kalo cari suami, itu yang sudah kamu kenal. Seenggaknya kamu udah tau dia aslinya seperti apa, kamu yakin dia orangnya baik". Dan seterusnya-dan seterusnya. Hingga sekarang, bila mengacu pada buku Devito, aku termasuk tipikal storgic lover, tipikal orang yang hanya bisa jatuh cinta setelah melalui proses panjang. Dan perlahan. Seperti jatuh cinta pada sahabat.
2. Papa
Oke, sekali lagi tanpa mencoba normatif. Dan sekali lagi, karena begitu banyak pengaruh orang ini dalam hidupku, aku akan mengambil dua yang paling terlihat. Pertama, namaku. Nama panjangku, Habiibati Bestari berarti kekasih kebijaksanaan, atau yang mencintai pengetahuan luas. Nama yang kugunakan di media sosial, adalah Bestari Zain. Zain ini aku ambil dari nama ayahku, Zainurrowatib. Dan melekat hingga kini. Yang kedua, track record-ku sebagai sekretaris. Itu semua diilhami dari bapak-bapak berperut buncit dan beruban ini. Suatu sore, saat aku masih menjadi anak 2 SD yang culun, si bapak pernah bilang padaku, "Tar, dalam sebuah organisasi, Ketua boleh jadi pintunya, tapi kuncinya adalah sekretarisnya. Ketua boleh jadi kepalanya, tapi sekretaris adalah kuncinya". Dan well, here I am.
3. Berlin
She is the very person I often look up to. She is my five-year-older-sister. Semuaaaaa kelakuan dan karakterku (yang positif maupun negatif) pasti mendapat pengaruh dari si gendut ini. Mulai dari keinginan untuk selalu berbeda, jiwa kompetitif, hingga pilihan-pilihan yang aku lakukan dalam hidupku: mengenakan jilbab, pilihan SMA, pilihan buku bacaan, pilihan film, hingga pilihan pakaian. Bagiku, kakakku selalu terlihat hebat. Bagiku dia selalu berjalan di depanku dan membiarkan aku melihat punggungnya. Bagiku, dia adalah gunung yang belum bisa kutaklukkan.
4. Bara
My cute little brother is not the same cute boy I've ever seen anymore. Bara adalah adik kecilku yang lucu (atau setidaknya dia pernah menjadi lucu) yang lebih muda delapan tahun dibandingkan aku. Anak kecil ini, lucunya selalu menjadi cermin yang paling ampuh dalam hidupku. Bayangkan, delapan tahun aku hidup lebih dulu dibanding dia, tapi tabungannya jauh lebih banyak dariku, temannya (juga fansnya) lebih banyak dariku. Ibadahnya, lebih istiqomah dariku, ia lebih rapi, lebih tulus, dan lebih lembut hatinya... Bagiku, dia adalah cermin kecil yang selalu bisa menjadi sumber refleksi untukku. Delapan tahun, dan dia berusaha lebih banyak dibandingku. Delapan tahun, dan aku masih dibuat terkagum pada adik kecilku.
5. Pak AB
Dari enam wali kelasku sewaktu SD, beliau adalah yang paling bisa ku ingat secara jelas. Mungkin karena namanya aneh, atau mungkin karena gaya mengajarnya yang eksentrik, atau mungkin karena banyak sekali yang beliau ajarkan pada murid-murid kelas 5B yang super bandel-bandel ini. Pak Aberor namanya. Dia adalah guru pertama yang mengajarkanku untuk berani menjadi berbeda. Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan dan keluar dari zona nyaman, dari orang-orang yang kita merasa nyaman. Beliau guru pertama yang mengajarkanku bagaimana untuk berpikir secara logis, dan mudah, dan berani. Yang paling aku ingat dari cara mengajar uniknya adalah: pengaturan tempat duduk, sebelah kanan adalah bangku laki-laki dan sebelah kiri adalah bangku perempuan. Satu hari, laki-laki akan maju satu bangku ke depannya sementara para perempuan diam. DI hari berikutnya perempuan mundur satu bangku, dan para lelaki diam. Dengan sistem duduk ini, we end up sitting with every opposite-gender in my class.
6. Devita Rahmadhani
Devita adalah sahabat kecilku. Aku sadar bahwa ada makhluk bernama Devita Rahmadhani semenjak aku berada di kelas 2 SD. Dia adalah anak kelas sebelah yang katanya pintar sekali. Aku yang aslinya adalah makhluk sombong dan tak mau kalah, langsung tidak suka pada Devita ini. Saat kami kelas 3 SD, teman-teman sepermainanku suka meninggalkanku dan bermain bersama Devita ini. Siapa yang tidak sebal coba? Lalu, saat kami kelas 4 dan untuk pertama kalinya kami satu kelas, dia adalah ketua kelas, sementara aku wakilnya. Saat kelas kami sedang mengikuti pramuka, aku dan Devita diminta untuk mengambil entah-apa-aku-lupa di kelas. Dalam perjalanan ke kelas itu, Devita dengan polosnya berkata "Bes, mau jadi sahabatku nggak?" Dan itulah mulanya aku memiliki sahabat yang bahkan sampai sekarang masih sangat ku sayang itu.
7. Dian Nirmala Aprilia
Dian ini, adalah teman sebangku-ku selama tiga tahun di SMA. Dian ini selalu diam saja ketika aku mencubit atau memukulnya. Dian selalu membangunkan setiap kali aku tidur di kelas. Membantuku mengerjakan PR (dan ujian). Mengingatkanku untuk selalu berusaha menjadi orang baik. Bahkan, dia pernah membawakanku bekal makan karena aku tidak pernah sarapan. Dian ini, selalu jadi teman dalam jalan kebaikan. Yang bahkan saat pengumuman SNMPTN, kami membukanya bersama. Sama-sama tercengang karena kami lulus pada pilihan pertama kami. Yang hingga kini, masih kuingat kata-kata ampuhnya, "Males itu nggak dosa Bes, tapi bisa mencegah dari berbuat kebaikan". Terima kasih, Di.
8. Nindy Adhilah
Ada satu masa dimana aku jatuh dalam kesedihan dan kekecewaan berat saat aku berada di bangku kelas 11 SMA. Masa-masa dimana Bestari seakan tidak bisa bangkit dan akan terpuruk selamanya itu, Nindy Adhilah mengirim sebuah sms.
"Kecewa itu wajar. Tapi jangan tenggelam disitu. Slalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Dan anggap aja smua ini bakal buat kamu lebih kuat, lbih banyak pengalaman.Jangan mau dijatuhkan oleh kegagalan. Jdikan tantangan. Instropeksi diri juga. Ambil plusnya, ilangi minusnya. Saya buka psikolog ataupun motivator ataupun Sidharta Gautama, tapi saya teman anda. Dan saya tau anda kuat. Lifes go on. Smangat :)"
Itu adalah saat dimana aku memulai rasa sayang yang tercurah-melimpah pada seorang Nindy Adhilah. Yang hingga kini, kami masih berbagi cerita. Masih berbagi beban hidup. Masih berkaca pada masa SMA yang telah lewat yang begitu membahagiakan untuk kami berdua. Hingga kini, bahkan rumahnya menjadi salah satu tujuan singgah setiap pulang ke kampung halaman. Kamu pasti lupa kan Ndek, kalo kamu pernah kirim sms itu ke aku? Tenang aja, aku inget kok :)
9. Nur Izzatul Muthi'ah
Apa lagi yang bisa dikatakan tentang sahabatku yang satu ini? Beruang yang suka tidur dan suka makan. Pertama kali aku bertemu Ica saat kami sama-sama menjadi panitia Perisai. Berlanjut menjadi teman satu liqo. Lalu menjadi teman satu tempat les. Lalu menjadi teman satu kampus. Teman satu kamar. Dan entahlah, buatku Ica adalah rival, sekaligus cermin, sekaligus teman berdiskusi yang kritis, sekaligus orang yang menyebalkan. Ica bisa menjadi segalanya. Dan banyak sekali keputusan-keputusan dalam hidupku yng dipengaruhi oleh Ica.
Aku tidak mau menjadi orang yang berlari di depanmu atau di belakangmu, Bes. Aku mau kita adalah rival yang sama, yang akan ada di garis finish berdampingin dan bersama, meski dalam prosesnya akan banyak dinamika.
10. Afina Raida Vinci
One of a kind. Orang ini unik sekali. Di SMA, Afina adalah seniorku. Dan salam banyak kesempatan, banyak capaian-capaiannya yang aku jadikan targetan untukku. Tanpa aku sadari bahwa kami sebenarnya berbeda, tapi dia banyak menjadi contoh dalam kegiatan SMA yang tak terhitung banyaknya. Bagaimana cara dia berpikir dan bertindak. Bagaimana cara dia merasa. Sampai sekarang, aku merasa aku belum mengenal Afina. Masuk lapisan kulit bawangnya saja belum. Aku masih di luar dan diizinkan hanya berada di luar saja. Tapi bahkan dari luar, aku belajar banyak dari seorang Afina. Bahkan dari bagaimana aku mem-branding diriku sebagai pion, semua itu berkat sentuhan tangan Afina.
11. Bara Lintar Sanggabuana
Dia adalah senior pertama di kampus yang menjadi tempat pulang. Di Depok, tempat segala hal menjadi asing dan rumah terasa begitu jauh, dia menjadi orang pertama di kampus yang bisa digantungi. Yang menjadi kakak yang bisa diandalkan, sekaligus partner kerja yang sangat menyenangkan. Tempat berbagi pemikiran, juga sebagian kehidupan. Orang ini, menjadi orang pertama yang membuat Depok menjadi tempat yang tidak asing. Dengan segala kerja sama yang kita lakukan bersama, segala ekspektasi yang terlanggar, Depok menjadi tempat dimana aku memiliki seorang kakak bernama Bara Lintar.
12. Tara Swasti Pinintasih
Tara adalah makhluk yang memberiku topik untuk kutulis setiap minggunya. Hmmm, aku menulis namanya dalam daftar ini bukan karena itu, tapi memang, melalui Tara, aku belajar beberapa hal. Aku belajar untuk menjadi orang yang menunduk. Yang harus menjadi hangat untuk orang lain. I learn to embrace people without thinking will they do the same or not. Bersama Tara aku belajar untuk menjadi pasukan yang tau tempatnya, belajar untuk banyak mendengarkan, dan belajar untuk bahagia bagi orang lain. Sungguh, Tara bukan sekadar atasan semata, tapi juga sahabat yang menjadikan aku semakin manusia.
13. Muhammad Delly Permana
Kenapa orang ini bisa masuk dalam daftar ini? Padahal dia hanya orang sekadar lewat yang bahkan jarang aku temui di kampus? Karena dia menyirami bibit yang sudah ditanam oleh ayahku. Dia yang mengajarkan bahwa there is always a secret, in secretary, dia yang mengajarkan bahwa menjadi sekretaris adalah menjadi orang yang berada di belakang layar dan mengarahkan segalanya. Keberhasilan panggung mungkin akan ditentukan dari sana. Dari rahasia-rahasia yang dibagikan, dari pengingat-pengingat yang didentangkan, dan dari dampingan-dampingan yang dilakukan. Karena itu mempengaruhi banyak keputusan hidupku sekarang, I think he deserve a place in this list.
14. Faris Muhammad Hanif
Here is another boy-bestfriend that was so rare appear in my life. Kodel namanya. Aku mengenalnya semenjak maba. Waktu itu kami adalah maba culun yang sedang semangat-semangatnya membela siapapun yang bisa kita bela. Kami bertemu di SIAGA, komunitas pergerakan FISIP UI. Kami menjadi rekan kerja yang melalui banyak hal di tiga tahun kehidupan di kampus. Menyaksikan satu sama lain tumbuh. Dulu, Kodel hanya seorang mahasiswa banyak bicara. Sekarang, dia bahkan bisa menegurku dengan sangat dewasa, bisa membendung segala kemarahanku dengan bersahaja, dan bisa mempercayaiku lebih dari aku mempercayai diriku sendiri. I'm grateful meeting him in here, in one of my pitstop in my life. Sampai akhir tahun ya, Del. Semoga gue nggak mengecewakan kepercayaan apapun yang udah lo kasih buat gue di awal tahun ini. Terima kasih sudah percaya.
15. Mungkin kamu?
Aku belum memutuskan siapa yang harusnya berada di nomor terakhir daftar singkat ini. Bisa siapa saja. Bukan berarti kamu dia dan mereka tidak berpengaruh dalam hidupku. Aku sungguh sangat bersyukur bertemu semua orang dalam hidupku. Setiap dari kalian memberikan pelajaran yang berbeda, langsung maupun tidak langsung. Dan itu tidak bisa disebutkan satu per satu.
Ketika nanti waktu telah berlalu, aku tidak bisa menjamin aku bisa tetap mengingat nama kalian satu per satu. Atau setiap momen pembelajaran yang kalian berikan satu per satu. Seiring nanti waktu berlalu, daftar ini akan semakin panjang dan beberapa orang dalam daftar ini mungkin akan kulupakan. Yang tinggal hanyalah memori dan kenangan. Akan kepahitan, atau suka bahagia yang muncul sekilas-sekilas dan hidup pyang seperti warung kopi ini. Tapi manusia hidup untu mengingat kan? Dan setiap ingatan akan setiap orang menunjukkan seberapa besar cinta kita pada setiap orang yang kita kenal. Mengingat menjadikan kita manusia.
Terima kasih, sudah menjadikan aku manusia.
1. Mama
From head to toe, she is just a reason what make me I am today. Tanpa mencoba normatif,sejauh aku mengingat, semua keputusan yang aku buat hingga hari ini selalu dipengaruhi oleh keputusan ibuku. Mulai dari pilihan sekolah menengah, hingga preferensi pasangan hidup. Aku akan highlight yang satu ini. Dulu sekali, aku lupa kapan, Ibuku pernah bilang, "Tar, kalo cari suami, itu yang sudah kamu kenal. Seenggaknya kamu udah tau dia aslinya seperti apa, kamu yakin dia orangnya baik". Dan seterusnya-dan seterusnya. Hingga sekarang, bila mengacu pada buku Devito, aku termasuk tipikal storgic lover, tipikal orang yang hanya bisa jatuh cinta setelah melalui proses panjang. Dan perlahan. Seperti jatuh cinta pada sahabat.
2. Papa
Oke, sekali lagi tanpa mencoba normatif. Dan sekali lagi, karena begitu banyak pengaruh orang ini dalam hidupku, aku akan mengambil dua yang paling terlihat. Pertama, namaku. Nama panjangku, Habiibati Bestari berarti kekasih kebijaksanaan, atau yang mencintai pengetahuan luas. Nama yang kugunakan di media sosial, adalah Bestari Zain. Zain ini aku ambil dari nama ayahku, Zainurrowatib. Dan melekat hingga kini. Yang kedua, track record-ku sebagai sekretaris. Itu semua diilhami dari bapak-bapak berperut buncit dan beruban ini. Suatu sore, saat aku masih menjadi anak 2 SD yang culun, si bapak pernah bilang padaku, "Tar, dalam sebuah organisasi, Ketua boleh jadi pintunya, tapi kuncinya adalah sekretarisnya. Ketua boleh jadi kepalanya, tapi sekretaris adalah kuncinya". Dan well, here I am.
3. Berlin
She is the very person I often look up to. She is my five-year-older-sister. Semuaaaaa kelakuan dan karakterku (yang positif maupun negatif) pasti mendapat pengaruh dari si gendut ini. Mulai dari keinginan untuk selalu berbeda, jiwa kompetitif, hingga pilihan-pilihan yang aku lakukan dalam hidupku: mengenakan jilbab, pilihan SMA, pilihan buku bacaan, pilihan film, hingga pilihan pakaian. Bagiku, kakakku selalu terlihat hebat. Bagiku dia selalu berjalan di depanku dan membiarkan aku melihat punggungnya. Bagiku, dia adalah gunung yang belum bisa kutaklukkan.
4. Bara
My cute little brother is not the same cute boy I've ever seen anymore. Bara adalah adik kecilku yang lucu (atau setidaknya dia pernah menjadi lucu) yang lebih muda delapan tahun dibandingkan aku. Anak kecil ini, lucunya selalu menjadi cermin yang paling ampuh dalam hidupku. Bayangkan, delapan tahun aku hidup lebih dulu dibanding dia, tapi tabungannya jauh lebih banyak dariku, temannya (juga fansnya) lebih banyak dariku. Ibadahnya, lebih istiqomah dariku, ia lebih rapi, lebih tulus, dan lebih lembut hatinya... Bagiku, dia adalah cermin kecil yang selalu bisa menjadi sumber refleksi untukku. Delapan tahun, dan dia berusaha lebih banyak dibandingku. Delapan tahun, dan aku masih dibuat terkagum pada adik kecilku.
![]() |
Dari kiri ke kanan: Bes, Mams, Mas Andra, Mbak Ber, Paps, Bara |
5. Pak AB
Dari enam wali kelasku sewaktu SD, beliau adalah yang paling bisa ku ingat secara jelas. Mungkin karena namanya aneh, atau mungkin karena gaya mengajarnya yang eksentrik, atau mungkin karena banyak sekali yang beliau ajarkan pada murid-murid kelas 5B yang super bandel-bandel ini. Pak Aberor namanya. Dia adalah guru pertama yang mengajarkanku untuk berani menjadi berbeda. Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan dan keluar dari zona nyaman, dari orang-orang yang kita merasa nyaman. Beliau guru pertama yang mengajarkanku bagaimana untuk berpikir secara logis, dan mudah, dan berani. Yang paling aku ingat dari cara mengajar uniknya adalah: pengaturan tempat duduk, sebelah kanan adalah bangku laki-laki dan sebelah kiri adalah bangku perempuan. Satu hari, laki-laki akan maju satu bangku ke depannya sementara para perempuan diam. DI hari berikutnya perempuan mundur satu bangku, dan para lelaki diam. Dengan sistem duduk ini, we end up sitting with every opposite-gender in my class.
6. Devita Rahmadhani
Devita adalah sahabat kecilku. Aku sadar bahwa ada makhluk bernama Devita Rahmadhani semenjak aku berada di kelas 2 SD. Dia adalah anak kelas sebelah yang katanya pintar sekali. Aku yang aslinya adalah makhluk sombong dan tak mau kalah, langsung tidak suka pada Devita ini. Saat kami kelas 3 SD, teman-teman sepermainanku suka meninggalkanku dan bermain bersama Devita ini. Siapa yang tidak sebal coba? Lalu, saat kami kelas 4 dan untuk pertama kalinya kami satu kelas, dia adalah ketua kelas, sementara aku wakilnya. Saat kelas kami sedang mengikuti pramuka, aku dan Devita diminta untuk mengambil entah-apa-aku-lupa di kelas. Dalam perjalanan ke kelas itu, Devita dengan polosnya berkata "Bes, mau jadi sahabatku nggak?" Dan itulah mulanya aku memiliki sahabat yang bahkan sampai sekarang masih sangat ku sayang itu.
7. Dian Nirmala Aprilia
Dian ini, adalah teman sebangku-ku selama tiga tahun di SMA. Dian ini selalu diam saja ketika aku mencubit atau memukulnya. Dian selalu membangunkan setiap kali aku tidur di kelas. Membantuku mengerjakan PR (dan ujian). Mengingatkanku untuk selalu berusaha menjadi orang baik. Bahkan, dia pernah membawakanku bekal makan karena aku tidak pernah sarapan. Dian ini, selalu jadi teman dalam jalan kebaikan. Yang bahkan saat pengumuman SNMPTN, kami membukanya bersama. Sama-sama tercengang karena kami lulus pada pilihan pertama kami. Yang hingga kini, masih kuingat kata-kata ampuhnya, "Males itu nggak dosa Bes, tapi bisa mencegah dari berbuat kebaikan". Terima kasih, Di.
8. Nindy Adhilah
Ada satu masa dimana aku jatuh dalam kesedihan dan kekecewaan berat saat aku berada di bangku kelas 11 SMA. Masa-masa dimana Bestari seakan tidak bisa bangkit dan akan terpuruk selamanya itu, Nindy Adhilah mengirim sebuah sms.
"Kecewa itu wajar. Tapi jangan tenggelam disitu. Slalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Dan anggap aja smua ini bakal buat kamu lebih kuat, lbih banyak pengalaman.Jangan mau dijatuhkan oleh kegagalan. Jdikan tantangan. Instropeksi diri juga. Ambil plusnya, ilangi minusnya. Saya buka psikolog ataupun motivator ataupun Sidharta Gautama, tapi saya teman anda. Dan saya tau anda kuat. Lifes go on. Smangat :)"
Itu adalah saat dimana aku memulai rasa sayang yang tercurah-melimpah pada seorang Nindy Adhilah. Yang hingga kini, kami masih berbagi cerita. Masih berbagi beban hidup. Masih berkaca pada masa SMA yang telah lewat yang begitu membahagiakan untuk kami berdua. Hingga kini, bahkan rumahnya menjadi salah satu tujuan singgah setiap pulang ke kampung halaman. Kamu pasti lupa kan Ndek, kalo kamu pernah kirim sms itu ke aku? Tenang aja, aku inget kok :)
![]() | |
atas: Dian, Mede. Bawah: Bes, Babi, Ndek |
9. Nur Izzatul Muthi'ah
![]() |
Ica-Yaya |
Aku tidak mau menjadi orang yang berlari di depanmu atau di belakangmu, Bes. Aku mau kita adalah rival yang sama, yang akan ada di garis finish berdampingin dan bersama, meski dalam prosesnya akan banyak dinamika.
10. Afina Raida Vinci
One of a kind. Orang ini unik sekali. Di SMA, Afina adalah seniorku. Dan salam banyak kesempatan, banyak capaian-capaiannya yang aku jadikan targetan untukku. Tanpa aku sadari bahwa kami sebenarnya berbeda, tapi dia banyak menjadi contoh dalam kegiatan SMA yang tak terhitung banyaknya. Bagaimana cara dia berpikir dan bertindak. Bagaimana cara dia merasa. Sampai sekarang, aku merasa aku belum mengenal Afina. Masuk lapisan kulit bawangnya saja belum. Aku masih di luar dan diizinkan hanya berada di luar saja. Tapi bahkan dari luar, aku belajar banyak dari seorang Afina. Bahkan dari bagaimana aku mem-branding diriku sebagai pion, semua itu berkat sentuhan tangan Afina.
11. Bara Lintar Sanggabuana
Dia adalah senior pertama di kampus yang menjadi tempat pulang. Di Depok, tempat segala hal menjadi asing dan rumah terasa begitu jauh, dia menjadi orang pertama di kampus yang bisa digantungi. Yang menjadi kakak yang bisa diandalkan, sekaligus partner kerja yang sangat menyenangkan. Tempat berbagi pemikiran, juga sebagian kehidupan. Orang ini, menjadi orang pertama yang membuat Depok menjadi tempat yang tidak asing. Dengan segala kerja sama yang kita lakukan bersama, segala ekspektasi yang terlanggar, Depok menjadi tempat dimana aku memiliki seorang kakak bernama Bara Lintar.
12. Tara Swasti Pinintasih
![]() |
Tara-Bes |
13. Muhammad Delly Permana
Kenapa orang ini bisa masuk dalam daftar ini? Padahal dia hanya orang sekadar lewat yang bahkan jarang aku temui di kampus? Karena dia menyirami bibit yang sudah ditanam oleh ayahku. Dia yang mengajarkan bahwa there is always a secret, in secretary, dia yang mengajarkan bahwa menjadi sekretaris adalah menjadi orang yang berada di belakang layar dan mengarahkan segalanya. Keberhasilan panggung mungkin akan ditentukan dari sana. Dari rahasia-rahasia yang dibagikan, dari pengingat-pengingat yang didentangkan, dan dari dampingan-dampingan yang dilakukan. Karena itu mempengaruhi banyak keputusan hidupku sekarang, I think he deserve a place in this list.
14. Faris Muhammad Hanif
Here is another boy-bestfriend that was so rare appear in my life. Kodel namanya. Aku mengenalnya semenjak maba. Waktu itu kami adalah maba culun yang sedang semangat-semangatnya membela siapapun yang bisa kita bela. Kami bertemu di SIAGA, komunitas pergerakan FISIP UI. Kami menjadi rekan kerja yang melalui banyak hal di tiga tahun kehidupan di kampus. Menyaksikan satu sama lain tumbuh. Dulu, Kodel hanya seorang mahasiswa banyak bicara. Sekarang, dia bahkan bisa menegurku dengan sangat dewasa, bisa membendung segala kemarahanku dengan bersahaja, dan bisa mempercayaiku lebih dari aku mempercayai diriku sendiri. I'm grateful meeting him in here, in one of my pitstop in my life. Sampai akhir tahun ya, Del. Semoga gue nggak mengecewakan kepercayaan apapun yang udah lo kasih buat gue di awal tahun ini. Terima kasih sudah percaya.
15. Mungkin kamu?
Aku belum memutuskan siapa yang harusnya berada di nomor terakhir daftar singkat ini. Bisa siapa saja. Bukan berarti kamu dia dan mereka tidak berpengaruh dalam hidupku. Aku sungguh sangat bersyukur bertemu semua orang dalam hidupku. Setiap dari kalian memberikan pelajaran yang berbeda, langsung maupun tidak langsung. Dan itu tidak bisa disebutkan satu per satu.
Ketika nanti waktu telah berlalu, aku tidak bisa menjamin aku bisa tetap mengingat nama kalian satu per satu. Atau setiap momen pembelajaran yang kalian berikan satu per satu. Seiring nanti waktu berlalu, daftar ini akan semakin panjang dan beberapa orang dalam daftar ini mungkin akan kulupakan. Yang tinggal hanyalah memori dan kenangan. Akan kepahitan, atau suka bahagia yang muncul sekilas-sekilas dan hidup pyang seperti warung kopi ini. Tapi manusia hidup untu mengingat kan? Dan setiap ingatan akan setiap orang menunjukkan seberapa besar cinta kita pada setiap orang yang kita kenal. Mengingat menjadikan kita manusia.
Terima kasih, sudah menjadikan aku manusia.
Sunday, 7 June 2015
Week 3: Apa Fenomena Alam Favorit Kamu?
Ada satu teori (konsep mungkin ya lebih tepat) yang namanya Abiogenesis. Konsep ini awalnya dicetuskan oleh Aristoteles. Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup bermula dari benda mati. Aristoteles terinspirasi dari belatung yang muncul begitu saja dari daging yang sudah membusuk. Dan inilah fenomena alam favoritku, bukan tentang belatung, tapi tentang takdir.
Aku bukan orang yang percaya pada teori abiogenesis. Tidak ada di dunia ini yang tercipta secara spontan dan begitu saja. Aku percaya segala hal yang terjadi dan tercipta di dunia ini, diciptakan dengan memiliki satu tujuan. Mengapa ia diciptakan di sini, mengapa ia diciptakan begini. Ada alasan mengapa kita menjadi kita dan mengapa dia menjadi dia. Dan bagaimana ini semua bermula, adalah fenomena yang, mungkin bukan favorit, tapi aku suka memikirkannya.
Kira-kira satu tahun yang lalu, seorang dosen Pengantar Teori Kritis berkata pada salah satu sesi kuliah di kelas, "Kita muncul di dunia ini melalui sebuah proses keterlemparan. Kita tidak bisa memilih kita dilahirkan dimana dan menjadi anak siapa. Ketika kita memasuki kehidupan kita sama sekali tak berdaya dan segalanya sudah siap untuk kita jalani. Tapi dalam menjalani kehidupan, ada pilihan-pilihan yang harus kita buat, dan proses memilih inilah yang membuat kita bermakna sebagai manusia"
Konsep keterlemparan yang dikatakan dosenku itu, aku setuju sekali. Ini yang dalam Islam disebut Qadha kan? Segala hal yang tidak bisa kita tentukan. While ada yang namanya Qadhar, sama-sama takdir, fate, hanya saja kita bisa bebas menentuka takdir kita sendiri. Inilah yang membuat hidup kita bermakna, pilihan-pilihan kita itu.
Aku bukan orang yang percaya pada teori abiogenesis. Tidak ada di dunia ini yang tercipta secara spontan dan begitu saja. Aku percaya segala hal yang terjadi dan tercipta di dunia ini, diciptakan dengan memiliki satu tujuan. Mengapa ia diciptakan di sini, mengapa ia diciptakan begini. Ada alasan mengapa kita menjadi kita dan mengapa dia menjadi dia. Dan bagaimana ini semua bermula, adalah fenomena yang, mungkin bukan favorit, tapi aku suka memikirkannya.
Kira-kira satu tahun yang lalu, seorang dosen Pengantar Teori Kritis berkata pada salah satu sesi kuliah di kelas, "Kita muncul di dunia ini melalui sebuah proses keterlemparan. Kita tidak bisa memilih kita dilahirkan dimana dan menjadi anak siapa. Ketika kita memasuki kehidupan kita sama sekali tak berdaya dan segalanya sudah siap untuk kita jalani. Tapi dalam menjalani kehidupan, ada pilihan-pilihan yang harus kita buat, dan proses memilih inilah yang membuat kita bermakna sebagai manusia"
Konsep keterlemparan yang dikatakan dosenku itu, aku setuju sekali. Ini yang dalam Islam disebut Qadha kan? Segala hal yang tidak bisa kita tentukan. While ada yang namanya Qadhar, sama-sama takdir, fate, hanya saja kita bisa bebas menentuka takdir kita sendiri. Inilah yang membuat hidup kita bermakna, pilihan-pilihan kita itu.
Saturday, 30 May 2015
Week 2: Apa lima film favorit kamu?
"Nggak boleh drama atau TV series nih?"
"Nggak lah, harus film as in movie"
Jadi, ini adalah challange ke dua ku. So, here we go.
"Nggak lah, harus film as in movie"
Jadi, ini adalah challange ke dua ku. So, here we go.
Wednesday, 20 May 2015
21 Week Writing Challnge
Ada yang bilang kalau membentuk kebiasaan harus dimulai dengan melakukannya terus-menerus secara rutin, selama dua puluh satu kali. Jadi, here we go, berusaha menumbuhkan lagi kebiasaan menulis yang sudah mati bertahun lalu dibunuh keasyikan berkegiatan dan bermedia. Seorang sahabat berbaik hati membantu mengkultivasi kebiasaan ini dengan 21 week writing challange.
Aturan
Peraturannya mudah, setiap minggu, selama 21 pekan, sahabatku itu akan memberikan topik untuk dipikirkan dan ditulis pada pekan tersebut. Topiknya apapun, selama dalam jagad imajinasi sahabatku itu. Kamu bisa mengikuti postingan challange-ku itu dengan label "21 week writing challange".
Berhasilkah?
Pekan pertama baru saja dilewati, untuk bisa menulis seperti itu, aku harus banyak merenung, harus berjuang menyisihkan waktu untuk menulis, harus membaca, dan belajar lagi menuliskan abstraksi ide dalam kata-kata yang bisa dipahami orang lain. Jadi, bisa aku klaim bahwa ini cukup berhasil. Tapi penentuan berhasil tidaknya bukan terletak pada post pertama, bukan? Melainkan pada post yang tidak pernah berakhir nanti (amin).
Jadi?
Selamat malam :)
Aturan
Peraturannya mudah, setiap minggu, selama 21 pekan, sahabatku itu akan memberikan topik untuk dipikirkan dan ditulis pada pekan tersebut. Topiknya apapun, selama dalam jagad imajinasi sahabatku itu. Kamu bisa mengikuti postingan challange-ku itu dengan label "21 week writing challange".
Berhasilkah?
Pekan pertama baru saja dilewati, untuk bisa menulis seperti itu, aku harus banyak merenung, harus berjuang menyisihkan waktu untuk menulis, harus membaca, dan belajar lagi menuliskan abstraksi ide dalam kata-kata yang bisa dipahami orang lain. Jadi, bisa aku klaim bahwa ini cukup berhasil. Tapi penentuan berhasil tidaknya bukan terletak pada post pertama, bukan? Melainkan pada post yang tidak pernah berakhir nanti (amin).
Jadi?
Selamat malam :)
Week 1: Mencintai (Tuhan) Dengan Ikhlas
Mungkinkah? Manusia mencintai dengan ikhlas?
Berbulan yang lalu, aku menulis dalam sebuah pos di blog ini, mengenai cinta. Dan apa yang kutuliskan kala itu ku dengungkan terus menerus. Dimanapun, karena aku mempercayainya hingga kini. Aku mengatakan bahwa cinta adalah energi positif. Apapun yang membuatmu mau melakukan hal-hal, yang irasional sekalipun, dengan positif, itu adalah cinta. Pada teman, pada benda, pada manusia, siapapun (atau apapun) yang bisa memberi kita energi positif adalah cinta. Maka bohong bila atas dasar cinta, seorang ibu membunuh anaknya. Seorang kekasih membuat pujaan hatinya tenggelam dalam kesedihan, dan seorang murid membuat gurunya murka. Itu bukan cinta namanya, itu adalah bagian dari diri kita yang bersalah dan berusaha menghilangkan disonansi kognitif yang terjadi.
Berbulan yang lalu, aku menulis dalam sebuah pos di blog ini, mengenai cinta. Dan apa yang kutuliskan kala itu ku dengungkan terus menerus. Dimanapun, karena aku mempercayainya hingga kini. Aku mengatakan bahwa cinta adalah energi positif. Apapun yang membuatmu mau melakukan hal-hal, yang irasional sekalipun, dengan positif, itu adalah cinta. Pada teman, pada benda, pada manusia, siapapun (atau apapun) yang bisa memberi kita energi positif adalah cinta. Maka bohong bila atas dasar cinta, seorang ibu membunuh anaknya. Seorang kekasih membuat pujaan hatinya tenggelam dalam kesedihan, dan seorang murid membuat gurunya murka. Itu bukan cinta namanya, itu adalah bagian dari diri kita yang bersalah dan berusaha menghilangkan disonansi kognitif yang terjadi.
Subscribe to:
Posts (Atom)