Pages

Tuesday 28 March 2017

Life's Episode

Selamat datang di labeled-series terbaru~
Seri ini saya buat karena banyak kejadian hidup saya yang menyenangkan, dan punya pelajaran. Dan karena saya tidak mau lupa, maka disinilah episode-episode hidup saya, saya arsipkan ^^

Selamat bersenang-senang~

Life: Episode SNMPTN

Tahun 2012 kemarin, saya adalah peserta SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saya nggak tahu apa namanya sekarang, yang jelas itu adalah seleksi tulis se-Indonesia untuk bisa masuk ke PTN. Karena pada tahun itu nggak semua siswa bisa dapat kesempatan untuk undangan, dan saya sadar diri karena nilai-nilai SMA saya sungguh memalukan, saya mencurahkan semua fokus saya untuk SNMPTN.

Maka tibalah hari-hari menjelang SNMPTN. Banyak try out sudah saya ikuti, saya belajar benar-benar karena saya ingin sekali masuk komunikasi UI. H-1 SNMPTN, saya diantar oleh ayah saya pergi ke UNESA (tempat saya tes). Disana, saya mencari benar-benar gedung tempat saya tes, ruangannya, bahkan saya mengukur waktu yang dibutuhkan dari rumah menuju ke UNESA, dan saya memeriksa kamar mandi terdekat dari ruangan saya dan sebagainya dan sebagainya. Intinya, saya benar benar tidak mau terlambat dan tanpa persiapan.

Saat hari-H tiba, saya masuk dengan tenang, tanpa panik. Saya tahu dimana gedung dan ruangan saya. Saat tes pertama (tes kemampuan dasar dan TPA), saya mengerjakan dengan baik-baik saja. Hingga tiba-tiba di tengah ujian itu, saya ingin ke kamar mandi. Bayangkan, ingin buang air kecil di tengah-tengah ujian yang tidak diizinkan keluar sama sekali. Konsentrasi saya seketika buyar. Alih-alih mengerjakan soal, konsentrasi saya justru saya curahkan pada bagaimana caranya supaya saya bisa menahan pipis. Sepuluh menit........ Dua puluh menit......

Dan tiba-tiba

.....

Ada suara aliran air, dan kepala-kepala peserta ujian yang menengok.

Termasuk saya

Seorang perempuan, duduk di arah jam 11 saya, mengompol begitu saja. Di ruangan. Saat ujian masuk perguruan tinggi. Tanpa kata.

Seketika itu juga, keinginan saya untuk ke kamar mandi hilang. Terima kasih, mbak.

Nb: ketika pengumuman SNMPTN di koran, saya hitung nomor ujian si mbaknya, dan ternyata dia tidak lulus :( Yang tabah ya mbak.

Life: Episode Cuci Karpet

Cerita ini tentang episode hidup saya saat berumur 6-15an tahun. Dulu, rumah saya hanya bangunan yang kami fungsikan sebagai tempat makan dan tidur. Orang tua saya, keduanya guru, dan dengan penghasilan (yang saat itu) tidak seberapa, serta (saat itu) dua anak yang harus disekolahkan, rumah kami benar-benar tidak seperti rumah.

Di ruang depan, yang kami fungsikan sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, sekaligus tempat tidur, tidak ada sofa, yang ada hanya sebuah karpet seperti karpet masjid zaman dulu. Besaaar, ada dua lapis, yang dibawah berwarna merah, dan yang diatas berwarna abu-abu. Karpet itu, sejauh saya mengingat, sudah ada bersama rumah kami. Dan setiap hari permukaan karpet itu hanya dibersihkan seperlunya. Bayangkan berapa banyak debu dan rambut yang berkumpul disana. Hahaha.

Jadi karena karpetnya besaar sekali, bagaimana kami membersihkannya? Karpet itu mungkin hanya kami cuci dua kali setahun. Setiap hujan lebat. Karpet super besar itu kami keluarkan dan kami bentangkan di jalan (yes, you read it right. Di jalan). Kemudian saya dan ayah saya akan hujan-hujan sambil mencuci karpet. Menggunakan air hujan, sikat cuci baju, dan sabun cuci. Karpetnya besar sekali sehingga biasanya baru akan selesai setelah dua jam kami hujan-hujan.

Sekarang, bertahun-tahun setelah rumah kami renovasi dan ruang depan kami tanpa karpet, saya tidak tahu kemana karpet legendaris itu pergi :( kadang, rindu rumah adalah mengingat sesuatu sesederhana mencuci karpet di tengah hujan bersama ayah.

Nb: that was the only photo of me and my dada alone that I can find~ I cannot find the photo of that big carpet too~ Nor the photo of our old home~