Pages

Friday 13 July 2018

Apa Harus Ada Yang Mati Dulu?


Jadi saya baru saja selesai nonton film ini. Judulnya 1987 When The Day Comes. Film buatan Korea Selatan. Menceritakan (sebagian kecil) keadaan Korea Selatan saat berada di bawah rezim diktator Chun Do Hwan. Ceritanya dimulai saat seorang mahasiswa universitas seoul yang merupakan aktivis demokrasi, Park Jongchul, meninggal saat sedang diintergosu. Diangkat dari kisah nyata, film ini kemudian menceritakan bagaimana kebenaran akan kematian Park Jongchul akhirnya bisa keluar. Sepanjang cerita, banyak suap dilakukan, demonstrasi mahasiswa, pertukaran informasi rahasia, perjuangan pers, kekerasan pihak militer, dan mahasiswa yang meninggal (lagi). Film ini hanya pengantar, tapi peristiwa Aksi Demokrasi Juni yang ada di akhir bagian film merupakan bagian dari efek domino yang kemudian meruntuhkan rezim Chun Do Hwan pada 1988.
6.10 Democracy Movement, South Korea 1987


Mengingatkan pada peristiwa 1998 di negara kita bukan? 
Peristiwa Mei, Indonesia 1998


Lalu karena saya masih dilanda perasaan yang meluap-luap, saya menulis di sini. Di negara kita, di Korea Selatan, hingga sekarang di Amerika Serikat.. Praktik seperti ini tidak pernah lepas dari sejarah. Remaja ditumbalkan mati lebih dulu agar pergerakan yang lebih besar dilakukan. Pergerakan ini untuk siapa? Menuntut ke mana? Bukan ini peran negara kan.. Bukan untuk takut pada rakyatnya kan.. Praktik praktik bodoh yang membuat mereka yang di atas duduk semakin tinggi dan yang di bawah harus berjongkok untuk bisa mengambil sekeping saja peruntungan. Negara ini ada untuk siapa?

Atau jangan-jangan, saat ini, sebenarnya kita sedang mengulang kembali sejarah? Apa harus menunggu ada remaja lain yang mati bagi kita untuk bergerak? Apa benar ketidakadilan memang tidak pernah terasa selama bukan kita yang diperlakukan dengan tidak adil?