1. Sigma aksi sama dengan sigma reaksi
Aku percaya apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan kembali pada kita. Apapun. Segala macam keburukan dan kebaikan. Merasa sudah banyak berbuat buruk tapi belum ada keburukan datang pada kita? Belum, keburukannya belum tiba. Atau, merasa sudah banyak berbuat baik tapi belum pernah ada balasannya? Balasan akan kebaikan kita selalu datang dengan bentuk yang berbeda. Datang dalam jumlah yang tidak langsung besar, atau mungkin sedang diakumulasikan menunggu saat yag tepat untuk dicurahkan. Apapun itu, aku percaya bahwa apapun yang kita berikan pada orang lain akan kembali pada kita. Segala kelelahan yang kita rasakan, akan menghasikan jerih yang sama besarnya. Segala cinta yang kita berikan, akan kembali sama besarnya, meski dalam bentuk yang berbeda. Atau dari orang yang berbeda.
2. Ketulusan itu pasti akan selalu menyentuh orang lain
Tulus itu memang seharusnya kita tulis di atas pasir. Agar angin keikhlasan dapat menerbangkannya jauh dari ingatan. Dan ketika ketulusannya telah terbang menjauh, siapa yang akan mengingatnya? Kita sendiri yang akan mengingat segalanya sendiri. Tidak pernah ada bukti bahwa ketulusan dapat dirasakan orang. Tapi aku percaya itu. Dan ketika hal-hal seperti ini tidak aku percayai, apa yang bisa aku percaya untuk tulus kepada orang lain?
3. Cinta adalah energi positif
Ini adalah rumusan yang luar biasa bagiku. Bagiku, cinta adalah energi positif. Segala hal yang kita lakukan degan positif, pasti ada cinta di dalamnya. Maka ketika ada kerusakan-kerusakan yang timbul atas nama cinta, itu tak lebih adalah dusta. Maka ketika seorang menjadi memburuk karena ia sedang jatuh cinta, bukan cinta itu namanya, hanya balutannya saja yang menyalahkan cita. Maka ketika seorang ibu membunuh anaknya karena cinta, bohong itu namanya. Bagiku cinta adalah energi positif. Dan jika kamu mencinta tapi tak membaik, tinggalkan. Mungkin itu bukan cintamu.
No comments:
Post a Comment