Februari 2002, kelas 1 SMP
Cinta? Hmm…entahlah…tidak mengerti. Rena lantas melanjutkan mengerjakan soal matematika tugas dari gurunya saat itu. Bab persamaan garis. Ah, kenapa ada orang yang bisa menjabarkan logika seperti ini? Tersenyum sendiri menghadapi soal yang rumit itu, dan perlahan menyelesaikannya. Sepasang temannya yang saling berdekatan di depannya tadi tak lagi menarik perhatiannya. Pikirannya penuh, tapi bukan dengan matematika. Tapi surat arrahman yang dibacanya semalam. Maka nikmat Tuhanmu yan manakah yang kamu dustakan?
Februari 2004, kelas 3 SMP
Valentine? Hmm…baru dengar…tapi, so what? Kawan se-geng Rena ribut dengan gebetan dan coklat. Rena sempat ingin menawarkan biar dia yang menjual coklat pada mereka, hitung-hitung momen. Bisa untung besar nih..gumamnya.
“Rena, kasih coklat ke siapa?” salah satu temannya nyeletuk.
“ngga ah..” jawabnya. “mau kasih kue aja, lebih murah..” lanjutnya. (Krik..krik..polos). “kalau ngga tanggal 14 juga boleh kan? Masih mau nyebar kupon infaq Qurban nih. Bye,” lalu melenggang pergi. Baru beberapa langkah, dia berbalik. “eh, kalau kalian mau bikin coklat, aku ikut ya? Mau liat caranya, buat dijual hehe…dadah!” rena berlari ke ruang Osis, merekap kupon infaq Qurban.
Februari 2007, kelas 3 SMA
Naksir? Ngga ah, biasa aja. Tapi ternyata cowok itu benar-benar menarik perhatian Rena. Cakep sih, terus apa?
“udah deh, naksir mah naksir aja. Bilang gih sono,” seorang sahabat mendesak. Rena hanya tersenyum. “nah, pas kan, besok tanggal 14.” Tambah temannya lagi.
Rena mendekatkan wajahnya pada wajah sahabat terdekatnya itu, lalu berbisik sambil mencubit pipinya. “kalau gitu, aku sayang sama kamu. Hahaha,” Rena tergelak dan kabur dari kejaran sahabatnya.
Februari 2010, kuliah tingkat 3
Masya allah…sudah begini jauh? Rena bukan sedang merenungkan kuliahnya yang menjelang akhir dan masih tetap tidak menggandeng siapapun, yang kemudian menjadi protes keluarganya. Tapi melihat produk paket valentine di salah satu mini market di kawasan pendidikan, berisi dua kotak coklat…dan kondom. Betul-betul momen menguntungkan..untuk setan jin dan manusia.
Februari 2003, Kelas 2 SMP, bukan rena.
Dika memperhatikan gadis kecil berjilbab mungil, teman sekelasnya. Saat itu memberanikan diri duduk di bangku sebelahnya, mengerjakan soal matematika, bab struktur bangun. Di sela-sela soal…
“Ren, pacar kamu siapa?” tanyanya.
“Ga ada.” Jawab gadis itu.
“Oh…” perasaannya lega. Dia tidak pernah berani mendekati gadis itu.
“Eh, tapi…ada deng.” Dika sedikit terkesiap. Lalu gadis itu melanjutkan, “Allah dan Rasul.”
Februari 2011, Kuliah tingkat akhir, masih Dika
Memandangi Rena dari kejauhan, sambil bergumam…kalau aku ada bersama Allah dan Rasul, bolehkah aku juga bersamamu?
Dari lautanhati89.wordpress.com
Entahlah, selalu suka cara manusia mencintai dalam diam
No comments:
Post a Comment