Pages

Sunday, 12 February 2017

Konsistensi

Ceritanya, saya ini gemuk sekali. Sudah lima tahunan ini saya overwight. Semenjak sudah nggak olahraga pasca-SMA, dan nggak pernah berusaha diet juga. Lalu tibalah hari dimana temen sekamar saya ngajakin diet. Bukan diet sih, bahasanya dia ngatur makan aja biar sehat. Terus untuk pertama kalinya saya nurut. Saya ikutan beli sayur-sayuran. Nggak makan fast food, nggak makan nasi, makan yoghurt sekali sehari (aslinya saya bisa makan 5 cup yoghurt sehari. Atau satu kotak susu yg 1 (?) liter itu sehari), sarapan, dan makan malam lebih awal.

Hari ini, seminggu setelah pola makan sehat ini dimulai, temen saya nanya,
"Bes, gimana? Setelah seminggu ini kamu merasakan perubahan apa?"
"Nggak berasa apa-apa"
"Terus kamu masih mau lanjut?"
"Iyalah"
"Semangat ya"
Jadi ceritanya dia mau mutung karena buat dia cara ini nggak berhasil.

Terus saya mikir, sebenernya diet itu bukan masalah ngurusin badan. Tapi masalah ngebenerin pola hidup yang berantakan. Dengan sarapan setiap hari, mengawali makan malam setiap hari, nggak makan fast food setiap hari. Semuanya butuh setiap hari dan konsistensi. Kalau belum berbuah, ya mungkin artinya kita belum konsisten sama apa yang kita lakukan.

Dan hal ini berlaku untuk segala hal.

Mulai dari belajar yang baik (sedikit, tapi konsisten), sampai berbuat baik ke orang lain. Semuanya butuh konsistensi. Dan setelah konsistensinya sudah kita lakukan tanpa sadar, mungkin kita baru bisa lihat apa efeknya. Sejauh mana ternyata kita sudah berubah.

Jadi, kalau belum ada yg berubah? Berarti kita belum konsisten :))

"Kalo jalan kaki sejam dibilang olah raga berarti aku jalan di mall sejam dua jam udah olah raga dong"
"enggak dong, kan tujuannya bukan buat olah raga, dan jalannya kan nggak konsisten"

1 comment: