Question
Kayaknya hukum aksi reaksi udah
mulai nggak berlaku di kehidupanku. Berkorban sama bodoh emang tipis bedanya.
jadi orang jahat kayaknya enak, nggak pake repot mikirin orang lain. Tapi emang
hatiku cukup kuat buat jadi sejahat itu? Hmmmm, atau memang aku terlalu bodoh
ya? Aku bahkan nggak paham kenapa mau kayak gini... buat apa sih... siapa tau
ini benar-benar akan jadi titik balik dalam hidupku dan mulai besok kalian akan
menjumpai bestari yang jahat dan masabodo sama orang lain. Siapa tau.
Pingin nangis, capek. Capek banget
jadi orang yang selalu berkorban. Capek selama ini selalu ngerjain hal paling
banyak, tanpa diliat orang (eventhough i dont wish to be seen) tapi selalu
paling banyak dievaluasi. Capek selalu merhatiin orang tapi selalu luput dari
perhatian orang (its not mean i want to be noticed, just so that you know),
Capek jadi yang ngingetin tapi nggak ada yang peduli buat inget. Capek banget
rasanya ada disini. Capek banget...
Answer
Besss, kamu pernah bilang kamu
seorang pion yang bisa jadi apapun kan? Itu Bes, ternyata kamu harus jadi
pengingat, pemerhati, pembimbing, pengkritik, penerima yang aku yakin semua itu
nggak mudah gitu. Mungkin kalau yang menghadapi ini orang lain, mereka gak
seteguh kamu. Berat bes jadi kamu, banget. Tapi bersyukurlah kamu dijadikan
orang terhebat disana. Di dalam rumah, keluarga itu ada berbagai macam individu
yang beda sifatnya. Keluarga bukan cuma tempat kita ngerasa nyaman kok bes tapi
tempat dimana kita menerima dan belajar tegar menerima masalah yang justru itu
dari keluargamu sendiri. Dibalik itu kamu harus inget tapi kamu rindu ingin
kembali setelah kamu pergi lama. Ingat! Lebih susah memerangi saudaramu sendiri
dibanding memerangi orang lain. Kamu harus belajar terbuka sama setiap individu
di keluargamu dan kamu harus mengajari mereka bes. Itu salah satu tindakanmu
yang ngebuat orang lain jadi ketergantungan atau ngandelin kamu J Ayo belajar mengungkapkan dan tidak memendam sesuatu.
Aku tau kamu sangat hebat nak, ajarilah orang lain buat sehebat kamu. Jangan
biarkan mereka menggantung diri pada kehebatanmu.
Result
...
Masalahnya ada pada tanggung jawab lo, gue kecewa sebenernya sama lo kalo kaya
gini caranya. Gue sayang sama lo, percaya itu. Gue nggak masalah kok kalo harus
[...] masalahnya, lo nggak bakal belajar. Dan percayalah, susah buat gue
ngomong kayak gini. Gue capek jadi orang yang selalu nginetin kalian. Akan ada
saat dimana gue juga lupa dan nggak bisa diandelkan. Jadi plis jangan lo marah
sama gue karena udah ngomel sepanjang ini, karena kalo ada yang disalahkan, ini
emang salah gue. Gue capek mendem perasaan ke kalian terus. Capek jadi orang
yang berjalan paling belakang dan nambal semua lubang yang kalian tinggal tanpa
kalian sendiri sadar. Jadi tolong...
Rasanya
kayak ngeluarin racun dari dalem tubuh. Lega. Kayaknya aku belum akan jadi
orang jahat. Hatiku masih mau jadi baik.
Kesimpulan
Jadi jahat,
sesekali itu perlu. Tapi jadi baik itu jauh lebih penting. Mendengarkan itu
bagus. Tapi berani mengungkapkan perasaan itu jauh lebih penting. Diam itu
emas, tapi terkadang bicara itu platinum. Jadi, despite of segala kebohongan yang ada pada A untuk menghibur Q, it still helps alot.
Beruntunglah
kalian yang memiliki teman-teman yang baik yang berani menampar pipimu saat
kamu salah. Dan sampaikan cintamu padanya sebelum semua kemanisan persahabatan
itu akhirnya menghilang.
Sebelum
penyesalannya datang.
Ketahuilah mereka yang disebut musuh dan mereka yang disebut kekasih mempunyai persamaan bagi diri kita, yaitu sama sama memikirkan. Atas dasar itulah musuh bisa menjadi kawan, begitu pun sebaliknya. Bahkan bisa jadi hubungannya tak terbatas oleh ikatan kawan. hehe
ReplyDelete