Pages

Saturday, 17 March 2012

Tuhan tahu, tapi menunggu

"Eh, nanti bales sms ku yo"
"Njaluk tulung yo rek"
"Halah, enak wa pengawase"

Sudah biasa mendengar itu.. Sudah bosan.. Mulai muak dengan keadaan generasi muda sekarang..
Tapi, keluh kesah seperti itu juga sudah sering ku dengar. Sudah banyak amarah, tangis dari mereka yang mampu mempertahankan kejujurannya. Tapi ya, hanya sebatas itu. Hanya sebatas merasa.

Bukan karena aku melakukan lebih.

Aku juga cuma bisa merasa. Tapi sungguh, aku kecewa... Sistem pendidikan yang kuenyam sekarang, orang-orang yang berada di dalamnya, semuanya ada untuk mempermudah ketidakjujuran itu. Seakan angka yang tertulis di ijazah nantinya dapat membeli akhirat.

Hei pencuri, tahukah kamu? Tuhan itu tahu, tapi Ia menunggu. Dan ketika masanya datang, Ia akan mengguyur semua doaku, akan mengguyur semua perbuatanmu, hanya dalam satu kejadian saja. Pencuri, tidakkah kau tahu? Angka sepelemu itulah yang kau gunakan untuk mencari uang nanti... Tidakkah terpikir uang haram apa yang masuk kedalam perutmu nanti? Sadarlah, nilaimu itu tidak bisa kau gunakan untuk membeli surga? Pencuri yang budiman, yang bangga dengan yang kau lakukan... Lantas apa yang membedakanmu dengan para koruptor itu?

Kalian sama, tukang sandiwara... Kalian mengambil hakku.. Kalian lupa bagaimana indahnya berjuang.. Kalian bukan manusia..

Tuhan tahu, tapi menunggu... Dan ketika ia telah menumpahkan semua kutukan dari kami padamu. Kau hanya dapat menyesalinya.. Kau hanya akan hancur.. Tak bersisa.

No comments:

Post a Comment