Tahun 2012 kemarin, saya adalah peserta SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saya nggak tahu apa namanya sekarang, yang jelas itu adalah seleksi tulis se-Indonesia untuk bisa masuk ke PTN. Karena pada tahun itu nggak semua siswa bisa dapat kesempatan untuk undangan, dan saya sadar diri karena nilai-nilai SMA saya sungguh memalukan, saya mencurahkan semua fokus saya untuk SNMPTN.
Maka tibalah hari-hari menjelang SNMPTN. Banyak try out sudah saya ikuti, saya belajar benar-benar karena saya ingin sekali masuk komunikasi UI. H-1 SNMPTN, saya diantar oleh ayah saya pergi ke UNESA (tempat saya tes). Disana, saya mencari benar-benar gedung tempat saya tes, ruangannya, bahkan saya mengukur waktu yang dibutuhkan dari rumah menuju ke UNESA, dan saya memeriksa kamar mandi terdekat dari ruangan saya dan sebagainya dan sebagainya. Intinya, saya benar benar tidak mau terlambat dan tanpa persiapan.
Saat hari-H tiba, saya masuk dengan tenang, tanpa panik. Saya tahu dimana gedung dan ruangan saya. Saat tes pertama (tes kemampuan dasar dan TPA), saya mengerjakan dengan baik-baik saja. Hingga tiba-tiba di tengah ujian itu, saya ingin ke kamar mandi. Bayangkan, ingin buang air kecil di tengah-tengah ujian yang tidak diizinkan keluar sama sekali. Konsentrasi saya seketika buyar. Alih-alih mengerjakan soal, konsentrasi saya justru saya curahkan pada bagaimana caranya supaya saya bisa menahan pipis. Sepuluh menit........ Dua puluh menit......
Dan tiba-tiba
.....
Ada suara aliran air, dan kepala-kepala peserta ujian yang menengok.
Termasuk saya
Seorang perempuan, duduk di arah jam 11 saya, mengompol begitu saja. Di ruangan. Saat ujian masuk perguruan tinggi. Tanpa kata.
Seketika itu juga, keinginan saya untuk ke kamar mandi hilang. Terima kasih, mbak.
Nb: ketika pengumuman SNMPTN di koran, saya hitung nomor ujian si mbaknya, dan ternyata dia tidak lulus :( Yang tabah ya mbak.