Aksi
Aksi
Aksi
Tiga bulan di kampus rakyat ini, aku sering mendengar kata itu. Kata yang digunakan dibelakang kata "seruan" dan biasa dirangkai dengan frasa "kenakan jakunmu!" Aksi. Sebetulnya beberapa bulan ini aku sering bertanya. Entah pada siapa. Mungkin aku juga sedang memecahkan teka-teki malamku sendiri. Sebenarnya apa aksi itu? Pada hakikatnya, secara harfiahnya, apa aksi itu? Benarkah selama ini bila kata itu digunakan untuk suatu seruan? Dengan dalih membela rakyat atau memperjuangkan aspirasi? Ah, tidakkah kata itu hanya digunakan untuk memperhalus kata "Demonstrasi"? Sama halnya frasa "masa aksi" digunakan untuk memperhalus "demonstran"? Benarkah begitu? Atau logika ku yang salah? Ah, aku tidak tahu. Aku masih mencari dimana ujung selubungnya, untuk kusibak pada akhirnya.
Bukan, bukan berarti aku sentimen terhadap aksi. Aku pernah melakukannya. Aku turun ke jalan dan melakukan aksi. Lebih dari sekali malah. Tapi entahlah, tiba-tiba muncul banyak pertanyaan belakangan ini. banyaaaak sekali.
Benarkah yg ku lakukan ini?
Apakah ini langkah yang paling tepat?
Sebenarnya apa yang ku perjuangkan?
Apakah sesungguhnya aku hanya batang kayu yang mengikuti arus deras?
Yang melakukan aksi hanya karena itu terlihat keren?
Atau aku memang tahu apa yang kulakukan?
Lanas apa sebenarnya aksi itu?
Jangan salah, sekali lagi jangan salah. Aku adalah orang yang dinamis. Aku akan terus bergerak. Dan bergerak memerjuangkan keadilan. Tapi aku tak tahu, kawan. Sungguh, aku sedang berada dalam kebingungan dan kegalauan yang luar biasa hanya karena satu kata yang entah mengapa menggetarkan hatiku itu: aksi.
Aku menemukan nyawaku disana, tak bisa dipungkiri itu. Tapi aku tak tahu apa yang kulakukan ini benar. Entahlah, mungkin aku terpengaruh pemikiran seorang aktivis yang abadi dalam buku hariannya. Tapi bagiku ini layak dipertanyakan.
Apa hakikat aksi ini? Hanya sebatas redaksi kah? Atau..... Ah, entahlah. Aku pribadi menganggap aksi adalah perbuatan kita. Segala sesuatu yang kuperbuat. Segalanya. Tidak terbatas pada demonstrasi dan turun ke jalan saja.
Entahlah. Entahlah. Entah. Aku tak tahu.
Tapi aku masih mau tahu.
No comments:
Post a Comment