Ibukku sayaang, tahukah? Aku sayaaaang padamu.. Tapi mungkin aku belum cukup membuktikannya padamu.. Tahukah kau aku sering rindu padamu? Mungkin tidak karena aku tidak pernah mengataknnya.. Tapi dapat kupastikan bahwa namamu selalu kusebut dalam setiap doaku.. Sudah cukupkah itu untuk membuktikan cintaku padamu?
Ibukku sayang, jgn pernah berhenti menjadi ibukku.. Sampai nanti, ketika kita melalui ulang tahun mu yang k 50, 51, 60, 100.. Teruslah menjadi ibu yang kucintai..
Dan sms ini cuma dibales ibuku "amin"
Saturday, 17 March 2012
The power of song
"pelajaran dipompa masuk, praktek diaplikasikan
walau otak hampirlah takluk, tapi tak usahkan
walaupun payah pantang menyerah, karena kita calon pemimpin siswa
walaupun payah pantang menyerah, karena kita calon pemimpin bangsa"
Lagu ini... Bisa banget buat jadi penyemangat menghadapi ujian... Otakku hampir takluk, sudah payah. Tapi tetep, gak bakal menyerah...
Tuhan tahu, tapi menunggu
"Eh, nanti bales sms ku yo"
"Njaluk tulung yo rek"
"Halah, enak wa pengawase"
Sudah biasa mendengar itu.. Sudah bosan.. Mulai muak dengan keadaan generasi muda sekarang..
Tapi, keluh kesah seperti itu juga sudah sering ku dengar. Sudah banyak amarah, tangis dari mereka yang mampu mempertahankan kejujurannya. Tapi ya, hanya sebatas itu. Hanya sebatas merasa.
Bukan karena aku melakukan lebih.
Aku juga cuma bisa merasa. Tapi sungguh, aku kecewa... Sistem pendidikan yang kuenyam sekarang, orang-orang yang berada di dalamnya, semuanya ada untuk mempermudah ketidakjujuran itu. Seakan angka yang tertulis di ijazah nantinya dapat membeli akhirat.
Hei pencuri, tahukah kamu? Tuhan itu tahu, tapi Ia menunggu. Dan ketika masanya datang, Ia akan mengguyur semua doaku, akan mengguyur semua perbuatanmu, hanya dalam satu kejadian saja. Pencuri, tidakkah kau tahu? Angka sepelemu itulah yang kau gunakan untuk mencari uang nanti... Tidakkah terpikir uang haram apa yang masuk kedalam perutmu nanti? Sadarlah, nilaimu itu tidak bisa kau gunakan untuk membeli surga? Pencuri yang budiman, yang bangga dengan yang kau lakukan... Lantas apa yang membedakanmu dengan para koruptor itu?
Kalian sama, tukang sandiwara... Kalian mengambil hakku.. Kalian lupa bagaimana indahnya berjuang.. Kalian bukan manusia..
Tuhan tahu, tapi menunggu... Dan ketika ia telah menumpahkan semua kutukan dari kami padamu. Kau hanya dapat menyesalinya.. Kau hanya akan hancur.. Tak bersisa.
"Njaluk tulung yo rek"
"Halah, enak wa pengawase"
Sudah biasa mendengar itu.. Sudah bosan.. Mulai muak dengan keadaan generasi muda sekarang..
Tapi, keluh kesah seperti itu juga sudah sering ku dengar. Sudah banyak amarah, tangis dari mereka yang mampu mempertahankan kejujurannya. Tapi ya, hanya sebatas itu. Hanya sebatas merasa.
Bukan karena aku melakukan lebih.
Aku juga cuma bisa merasa. Tapi sungguh, aku kecewa... Sistem pendidikan yang kuenyam sekarang, orang-orang yang berada di dalamnya, semuanya ada untuk mempermudah ketidakjujuran itu. Seakan angka yang tertulis di ijazah nantinya dapat membeli akhirat.
Hei pencuri, tahukah kamu? Tuhan itu tahu, tapi Ia menunggu. Dan ketika masanya datang, Ia akan mengguyur semua doaku, akan mengguyur semua perbuatanmu, hanya dalam satu kejadian saja. Pencuri, tidakkah kau tahu? Angka sepelemu itulah yang kau gunakan untuk mencari uang nanti... Tidakkah terpikir uang haram apa yang masuk kedalam perutmu nanti? Sadarlah, nilaimu itu tidak bisa kau gunakan untuk membeli surga? Pencuri yang budiman, yang bangga dengan yang kau lakukan... Lantas apa yang membedakanmu dengan para koruptor itu?
Kalian sama, tukang sandiwara... Kalian mengambil hakku.. Kalian lupa bagaimana indahnya berjuang.. Kalian bukan manusia..
Tuhan tahu, tapi menunggu... Dan ketika ia telah menumpahkan semua kutukan dari kami padamu. Kau hanya dapat menyesalinya.. Kau hanya akan hancur.. Tak bersisa.
Subscribe to:
Posts (Atom)