Pages

Showing posts with label Ramadhan Writing Challenge. Show all posts
Showing posts with label Ramadhan Writing Challenge. Show all posts

Wednesday, 15 June 2016

Ramadhan Hari #10

Rabu, 15 Juni 2016
08.40, Dalam pikiran

Alhamdulillah, saya bersyukur, selama hampir 22 tahun, hidup saya diberi banyak kemudahan. Sama Allah, sama orang tua saya juga. Pencapaian-pencapaian yang saya inginkan (pilihan sekolah, pilihan organisasi dan kegiatan, kompetisi) semua dimudahkan. Karena itu, kegagalan-kegagalan yang saya temui dalam hidup cenderung merupakan kegagalan kecil. Dan karena itu, buat saya yang cupu ini, kegagalan kecil itu cukup sekali untuk membuat saya drown in a slump.

Karena hidup saya dimudahkan oleh banyak hal, itu juga yang membuat saya tumbuh sebagai orang yang tinggi hati (ceritanya ini mentalitas saya yang Indonesia sekali: lebih senang menyalahkan faktor eksternal ketimbang instropeksi). Ketika saya mengalami kegagalan-kegagalan kecil, akhirnya saya cenderung merasa it's their loss, atau saya bisa lebih baik dari orang lain yang mereka pilih atau mereka pasti akan nyesel banget nggak pilih saya yang luar biasa dan super duper kompeten ini. Yang saya sendiri malu banget mengakui bahwa pikiran-pikiran begitu sering terlintas di benak saya saat saya gagal. Saya juga malu sekali sebenarnya mengakui bahwa yang saya maksudkan gagal disini adalah hal sepele macam, tidak jadi pengurus OSIS-MPK atau tidak diterima di divisi acara atau tidak dipuji dosen pembimbing. Sepele sekali kan kegagalan saya?

Nah, ceritanya, saya baruuu saja mengalami lagi sebuah kegagalan kecil. Saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan. Lucunya mungkin karena kejadiannya di bulan Ramadhan, saya jadi mikir dan merenung. Kenapa ya saya bisa gagal? Padahal saya sudah sering membentuk tim. Harusnya saya tahu, bahwa dalam sebuah tim, bukan kompetensi yang nomor satu melainkan kecocokan. Mungkin saya memang orang yang terlihat kaku dan dinilai tidak bisa membaur dengan orang-orang. Lalu jadi ingat, banyak sekali teman saya yang suka bilang senyum kenapa sih Bes! Apa sih susahnya senyum! Nggak rugi apa-apa kok! Biar orang-orang nggak lihat kamu serem! Ah, padahal saya paling benci kalau salah dinilai. Tapi ternyata memang saya yang tidak mau berusaha dinilai baik oleh orang kan?

Hasil renungan yang kedua adalah, mungkin saya sedang ditegur sama Allah. Lagi disuruh ambil hati yang lagi di langit, buat ditanam balik ke tanah. Lagi diingetin kalo Ya, sekali-kali kamu butuh instropeksi Bes! Masa nyalahin keadaan terus! Kalo hidupmu enak terus, kapan kamu jadi butuh Aku kan? Mungkin gitu kali ya. Mungkin Allah lagi cemburu karena saya merasa saya sudah bisa sendiri. Sudah cerdas, sudah hebat, sudah mampu berdiri sendiri. Padahal mah, mana....... Didiemin sebentar sama Allah juga langsung kalang kabut.

Hmmm, jadi begitulah hasil renungan hari ini. Ternyata menyambut kegagalan bisa sebegini melegakan ya.

Oya, ini tulisan rapel untuk empat hari ya. Hahahaha. Sekian.

Saturday, 11 June 2016

Ramadhan Hari #6

Sabtu, 11 Juni 2016
23.37, Sebuah drama historis di layar laptop



Merenungi, is there any hope for our nation? Shall we watch it fall apart? Or save it? How?

Ramadhan Hari #5

Jumat, 10 Juni 2016
15.30, Depan Ruang Sidang

"Aaaaah nanti kalo gue yang sidang gimana dong~ Gue panik banget~"
"Shalat dhuha ga Bes? Shalat tarawehnya bolong ga Bes? Kalo dhuha sama qiyamul lailnya rajin, insya Allah sidangnya juga lancar"

Thursday, 9 June 2016

Ramadhan Hari #4

Kamis, 9 Juni 2016
18.30, Kontrakan tercinta

Hari ini, Ica sama Thifal main (ngebut ngerjain deadline skripsi) di kontrakan. Sebagai pengangguran yang nggak punya kerjaan selain blogging dan baca novel dan nonton drama, maka saya merasa punya tanggung jawab untuk masakin sesuatu buat buka puasa. Maka jadilah saya masak cream pasta.






Bahannya simpel dan seperti biasa aja. Pasta, paprika, sosis, sama bawang bombay. Ditambah susu sama keju. Sudah dikira-kira buat tiga orang yang laper karena seharian nggak makan dan lagi stress ngurusin deadline. Hasilnya? Ternyata kebanyakan :( Enak sih. Tapi masih sisa banyak. Kan sayang.

Hikmahnya, segala hal yang berlebihan itu emang nggak baik. Meskipun sedang laper. Secukupnya saja. Insya Allah berkah.

Anw lagi, itu gambarnya saya ambil dari google. Soalnya cream pasta yang saya masak, saat ini udah habis.

Ramadhan Hari #3

Rabu, 8 Juni 2016
19.58, Percakapan di WhatsApp

Ceritanya habis bangkrut. Jadi minta subsidi ke Ibu buat serentetan buka puasa bersama. Terus sewaktu udah dikirim subsidinya sama Ibu, tanpa sadar saya nge-chat gini ke Ibu, "Muuci cintaku, I love you, kiss kiss"

Terus saya sadar. Itu adalah kata-kata yang sering sekali saya bilang ke temen-temen. Tulus ataupun tidak. Tapi jarang sekali saya bilang begitu ke Ibu atau Bapak. Padahal Bapak sama Ibu kan juga pingin ya tau anaknya sayang sama mereka atau tidak. Kadang keluarga memang jadi yang paling acuh dalam hal menunjukkan kasih sayang bukan? Jadi mari saling ucapkan sayang ke Bapak dan Ibu selagi masih bisa.

Anw, Ibu senang sekali loh kalo diucapin I love you atau sejenisnya.  Meski konteks I love you disini cuma sebagai suap karena abis dikasih subsidi HAHA.

Ramadhan Hari #2

Selasa, 7 Juni 2016.
13.30, Gedung MBRC FISIP UI, Depok.

Berkumpul bersama anak-anak 2015 yang lucu. Mereka lagi belajar Teori Komunikasi. Terus sebagai senior baik hati dan pengangguran yang punya banyak waktu, saya ikutan mereka belajar. Lucu sekali. Anak-anak ini sungguhan gitu belajarnya. Maksudnya, mereka benar-benar dengerin dengan sungguh-sungguh, nyatet apapun yang butuh dicatat, tanya kalau nggak paham, dan ngebenerin penjelasan kalo saya salah ngejelasinnya. Lucu sekali kan?

Lantas jadi instropeksi. Kenapa ya dulu saya nggak pernah belajar sekeras ini? Bukan cuma belajar mungkin, dalam segala hal, saya nggak pernah melakukannya dengan maksimal, dan selalu bikin menyesal.

Lantas jadi bersyukur juga. Saya masih dianugerahi bocah-bocah ini, yang semangat nanya-nanya tentang kuliah dan kampus. Yang mungkin mereka nanti yang bakalan bikin saya masuk surga. Siapa yang tahu. Terima kasih ya dek, sudah mau nanya-nanya ke kakakmu ini, meskipun jawabannya bego.

Oya, ini ceritanya lagi Ramadhan Writing Challange diajakin Nindy. Sekian.